Jalan tol trans jawa yang menghubungkan ujung barat jawa hingga ujung timur jawa akan segera terealisasi. Hingga kini pembangunannya sudah 99% sudah selesai dan telah terpakai, lebih tepatnya telah digunakan. Sisa jalan tol yang 1% lainnya berada di jawa timur masih tahap pembangunan. Rencana pe-rampungan jalan tol ini ditargetkan akhir 2024 ini.
Dikutip dari berbagai sumber tol Trans Jawa di paket 1% ini lebih dominan melewati jalur Utara. Mulai dari tol Sidoarjo sampai Banyuwangi. Ada dampak positif dan negatif tentunya. Itu tergantung bagaimana kita melihat peluang yang ada.
Ada yang menarik dari kasus pemilihan jalur tol yang lebih memilih pantai utara jawa. salah satunya Kota Jember, kota yang dinilai besar dan berkembang ini tidak di lewati oleh proyek strategis nasional jalan tol trans jawa. Alhasil banyak warga Jember yang mengeluhkan dan berasumsi bahwa yang lebih layak dilewati jalan tol tras jawa adalah kota Jember daripada wilayah lain di pantai utara seperti Kraksaan, Situbondo dan Asembagus.
Sebenarnya para insinyur proyek sudah memikirkan dampaknya salah satunya efisiensi jarak yang sesuai dengan tujuan proyek ini yaitu menyambungkan ujung jawa. Kedua medan yang akan dibangun jika banyak gunung atau lembah maka akan mempersulit pembangunan. Ketiga jalan tol adalah penghubung kota-kota jadi tidak masalah jika kota besar tidak di lewati jalan tol. Seperti Malang, Jogja Bandung, Surabaya. Tapi mereka membuat tol yang terintegrasi dengan tol trans Jawa.
Jadi warga Jember tidak usah risau atau pusing dengan asumsi sebagian masyarakat yang merasa layak atau tidak di lewati jalan tol trans jawa tapi kota Jember harus membangun Sarana yang mendukung warganya terintegrasi dengan Jalan Tol trans Jawa ini.