BURUNG GEREJA
Burung Gereja disebut juga burung Pingai adalah jenis burung pipit kecil yang berasal dari keluarga
Passeridae. Burung Gereja mendiami kota-kota dalam jumlah yang sangat besar. Burung Gereja yang disebut
juga Sparrow merupakan burung yang jinak dari semua burung liar dan memiliki tingkat adaptasi yang tinggi
terhadap lingkungannya seperti perubahan kondisi cuaca, ketersediaan pakan maupun predator. Oleh
karena itu, Burung Gereja dianggap sebagai burung yang tidak takut didekat manusia atau disebut human
dominated ecosystem. Di Indonesia mungkin sering dijumpai di bawah atap gereja, hingga disebut Burung
Gereja. Berikut ini akan dijelaskan karakteristik, cara berkembang biak dan mitos tentang Burung Gereja.
Burung Gereja memiliki panjang 10-15 cm , bentangan lebar sayap sekitar 21 cm, berat sekitar 24 gr.
Mempunyai warna dominan coklat dan sedikit warna hitam putih pada masing-masing pipinya. Tidak ada
perbedaan warna antara jantan dan betinanya. Untuk burung-burung yang lebih muda mempunyai warna
yang lebih kusam daripada yang dewasa.
Burung Gereja memenuhi kebutuhan hidupnya dengan memakan biji-bijian dan serangga. Mereka sangat
menyukai area pertanian dan peternakan. Hali ini karena banyaknya
sumber penganan hewan tersebut pada lokasi -lokasi di atas.
Masa perkawinan dimulai dengan reaksi Burung Gereja jantan dalam
menawarkan sarang yang telah ia buat. Memamerkan sarang tersebut
untuk menarik perhatian betina. Sang jantan akan terus bercicit disekitar
betina sambil memamerkan tarian-tarian unik dengan membuka sayap.
Namun tak semua trik tersebut disukai oleh sang betina, kadang justru
timbul pertarungan antar keduanya jika sang betina sedang tak ingin diganggu. Sebaliknya Jika merasa puas
dan nyaman, maka sepasang Burung Gereja tersebut akan melakukan perkawinan.
Burung Gereja mencapai tingkat kematangan untuk berkembang biak satu tahun dihitung dari saat dia
menetas. Telur yang dihasilkan sekitar lima sampai enam telur di Eropa (dan jarang lebih dari empat di
Indonesia). Telur berwarna putih hingga abu-abu pucat serta mempunyai bintik-bintik atau bercak-bercak
kecil dengan diameter sekitar 2cm. Telur dierami oleh kedua orang tua selama 12-13 hari sebelum menetas,
dan selanjutnya anak Burung Gereja akan diurus selama 15-20 hari oleh orang tuanya sebelum bisa terbang
sendiri meninggalkan sarangnya.
Menurut jurnal karya Swaileh KM dan Sansur R dari Dept. of Biology and Biochemistry, Birzeit University yang
meneiti berapa banyak konsentrasi logam dalam perut Burung Gereja,
menyimpulkan bahwa keberadaan Burung Gereja disuatu wilayah bisa jadi petunjuk seberapa banyak tingkat
polusi di daerah tersebut. Jadi, amatilah lingkungan dan sekeliling rumah. Apakah masih sering mendengar
cicit Burung Gereja? Bila ya, berbahagialah karena kadar polutan di tempat bermukim masih bisa ditolerir.
(diadaptasi dari : mengenal jenis jenis burung gereja)
soal
Burung Gereja berasal dari spesies………………………………………………………………………………..
2. Di mana Burung Gereja suka bergerombol……………………………………………………………………
3. Mengapa Burung Gereja memiliki tingkat adaptasi yang tinggi ? Jelaskan!
………………………………………………………………………………………………………………………………………
4. Jelaskan istilah human dominated ecosystem pada Burung Gereja?
5. berikan jawaban benar atau sala pada pernyataan di bawah ini
a.Burung Gereja hanya memakan biji-bijian saja.
b. Saat masa perkawinan Burung Gereja yang paling agresif adalah burung jantan.
c. Burung Gereja bertelur antara 1-4 ekor.
d. Tidak ada perbedaan warna antara Burung Gereja jantan dengan Burung Gereja
betina.
e. Menurut penelitrian, Burung Gereja menjadi indicator tingkat polusisuatu daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar